Keindahan Masjid Umayyah di area Damaskus, Suriah
Ibukota – Masjid Umayyah atau dikenal juga sebagai Masjid Raya Damaskus adalah salah satu bangunan paling penting di sejarah arsitektur Islam serta warisan budaya dunia.
Berdiri megah dalam pusat kota Damaskus, Suriah, masjid ini menjadi saksi perjalanan panjang peradaban yang digunakan melibatkan berbagai agama, kerajaan, kemudian budaya.
Keindahan arsitekturnya yang digunakan memukau juga sejarahnya yang digunakan kaya menjadikan Masjid Umayyah sebagai simbol spiritual kemudian intelektual yang mana melampaui zaman.
Lapisan situs sejarah
Masjid Umayyah dibangun dalam melawan lahan yang tersebut mempunyai sejarah keagamaan juga budaya yang tersebut sangat panjang. Ribuan tahun sebelum berdirinya masjid, lokasi ini menjadi pusat spiritual bangsa Aram, yang digunakan mendirikan kuil untuk Hadad, dewa badai pada mitologi mereka.
Pada era Kekaisaran Romawi, tepatnya tahun 64 SM kuil ini digantikan oleh Kuil Jupiter Damascenus, sebuah struktur besar yang digunakan menjadi pusat keagamaan kota.
Ketika Kekaisaran Romawi beralih ke agama Katolik, situs ini kembali berubah fungsi menjadi sebuah gereja yang mana didedikasikan untuk Santo Yohanes Pembaptis, individu tokoh yang tersebut dihormati di tradisi Kristen kemudian Islam.
Gereja ini kemudian menjadi salah satu tempat ibadah utama di area Damaskus selama beberapa abad.
Ketika kaum Muslimin menaklukkan Damaskus pada tahun 634 M, gereja yang disebutkan awalnya digunakan dengan oleh umat Muslim dan juga Kristen untuk beribadah. Namun, pada bawah pemerintahan Khalifah al-Walid I dari Dinasti Umayyah, gereja itu diubah menjadi masjid yang digunakan monumental.
Transformasi ini tiada belaka menandai inovasi fungsi keagamaan tetapi juga mencerminkan visi besar Dinasti Umayyah pada merancang simbol kejayaan Islam di area zaman itu.
Proses penyelenggaraan yang mana megah
Khalifah al-Walid I memulai proyek penyelenggaraan Masjid Umayyah pada tahun 706 M. Proyek ini melibatkan para arsitek serta seniman terbaik dari berbagai wilayah, termasuk Bizantium, untuk menciptakan sebuah bangunan yang dimaksud melambangkan kemegahan Islam.
Pembangunan masjid berlangsung selama sekitar 10 tahun, dengan biaya yang tersebut sangat besar mencapai 600 ribu hingga 1 jt dinar emas.
Masjid ini dirancang dengan memadukan elemen-elemen arsitektur Romawi, Bizantium, juga tradisi Islam yang digunakan baru lahir. Hasilnya adalah sebuah bangunan yang tersebut tidak ada cuma indah secara estetika tetapi juga inovatif di desainnya.
Keindahan arsitektur
Masjid Umayyah miliki desain yang dimaksud mengesankan dengan denah persegi panjang yang mana luas. Salah satu ciri khasnya adalah halaman besar yang mana dikelilingi oleh deretan arkade dengan kolom-kolom megah.
Halaman ini menjadi tempat berkumpul juga beribadah bagi umat Muslim juga mencerminkan keterbukaan ruang yang mana menjadi ciri arsitektur Islam.
Fitur paling mencolok dari masjid ini adalah mosaik-mosaiknya yang mana indah. Mosaik yang disebutkan menghiasi dinding serta kubah masjid dengan gambar-gambar pemandangan surgawi seperti pohon-pohon, sungai, serta bangunan-bangunan yang digunakan dirancang dengan detail luar biasa.
Salah satu keistimewaan mosaik ini adalah pemakaian kepingan kaca berlapis emas, menciptakan efek visual yang dimaksud menakjubkan pada waktu terkena cahaya.
Masjid ini juga miliki tiga menara utama, yang dimaksud masing-masing miliki sejarah kemudian makna tersendiri.
Salah satu menara yang dikenal sebagai Menara Isa, diyakini oleh umat Muslim sebagai tempat Nabi Isa (Yesus) akan turun kembali pada akhir zaman.
Selain itu, masjid ini juga memiliki kubah besar yang mana disebut Kubah Elang (Qubbat al-Nasr), simbol dari kekuatan juga kebesaran Islam.
Makna keagamaan dan juga spiritual
Masjid Umayyah miliki arti yang mendalam bagi umat Islam di area seluruh dunia. Di pada masjid ini terdapat tempat yang tersebut dipercaya sebagai makam Nabi Yahya (Santo Yohanes Pembaptis).
Makam ini menjadi pengingat hubungan erat antara Islam dengan agama-agama Abrahamik sebelumnya.
Masjid ini juga menjadi tempat berlangsungnya berbagai perkembangan penting pada sejarah Islam. Khutbah-khutbah yang disampaikan dalam di sini oleh para khalifah kemudian ulama terkemuka mencerminkan peran masjid sebagai pusat intelektual lalu spiritual.
Peran pada sejarah lalu budaya
Selama berabad-abad, Masjid Umayyah telah lama menjadi simbol persatuan lalu identitas bagi publik Damaskus. Selain menjadi tempat ibadah, masjid ini juga berfungsi sebagai pusat pembelajaran, tempat para cendekiawan berkumpul untuk mendiskusikan ilmu agama, filsafat, juga sains.
Masjid ini juga menjadi saksi bisu berbagai pembaharuan urusan politik dan juga sosial. Ketika Damaskus menjadi pusat kekuasaan Islam pada masa Dinasti Umayyah, masjid ini melambangkan kejayaan juga otoritas mereka.
Di masa-masa selanjutnya, masjid ini terus bertahan melalui berbagai era, termasuk masa Kekhalifahan Abbasiyah, Kesultanan Mamluk, dan juga Kekaisaran Ottoman.
Restorasi dalam era modern
Seperti sejumlah bangunan bersejarah lainnya, Masjid Umayyah telah lama menghadapi tantangan besar dari gempa bumi, kebakaran, dan juga konflik.
Selama konflik yang tersebut melanda Suriah sejak 2011, masjid ini mengalami kecacatan akibat pertempuran di dalam sekitar Damaskus. Meski begitu, upaya untuk melindungi lalu memulihkan masjid ini terus dilakukan, baik oleh pemerintah maupun publik internasional.
Hari ini, Masjid Umayyah tetap saja menjadi tujuan utama bagi para peziarah, wisatawan, dan juga pencinta sejarah.
Keindahan lalu keagungannya menginspirasi jutaan orang, sementara nilai spiritualnya terus memberikan penghiburan lalu harapan bagi umat Muslim pada seluruh dunia.