Suami Mutilasi Istri dan Tawarkan Ke Tetangga di Ciamis

Artikel ini mengandung konten kekerasan. Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menginspirasi Anda melakukan kekerasan Jika Anda mengalami depresi atau bermasalah dengan kesehatan jiwa, segera hubungi psikolog atau layanan kesehatan mental terdekat.

Abidintoto.news – Pembunuhan dengan Mutilasi Istri  kembali terjadi. Kali ini, pelaku adalah seorang suami di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Dia memotong tubuh istrinya.

Depresi akibat tekanan ekonomi diduga menjadi pemicunya. Diperlukan terobosan untuk mencegah kejadian memilukan ini terus terulang lagi.

Read More

Bibir Eha Sutiha, Kepala Seksi Pemerintahan Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Ciamis, gemetar. Beberapa kali ia mengatur napasnya saat menceritakan kasus mutilasi di desanya pada Jumat (3/5/2024) pagi. Hingga siang hari, ia belum sempat makan karena mengurus kasus itu.

”Pukul 07.45 WIB, pak lurah melapor. Katanya, ada kasus pembunuhan. Aparat desa langsung ke sana,” ucapnya.

Setelah dicek di Kampung Sindanglaya, pelakunya adalah Tarsum bin Daspin atau TBD (51), warga setempat. Korbannya adalah sang istri, Y (42).

Peristiwa itu mengagetkan warga. Sebelum kejadian, korban tengah bersiap mengikuti pengajian di masjid. Korban berpamitan kepada suami dan anaknya.

Namun, ketika berjalan di gang dekat rumah, pelaku mendadak menghabisi korban. TBD bahkan memutilasi korban menggunakan pisau.

Ironisnya, pelaku, yang merupakan penjual kambing, diduga sempat menawarkan potongan tubuh istrinya kepada tetangganya.

Video pelaku membawa benda yang diduga potongan tubuh dan berlumuran darah tersebar di media sosial. Warga yang merekamnya juga histeris.

”Memang ada yang dibawa-bawa pelaku. Tapi, enggak tahu persis apa itu,” ucap Eha.

Warga pun khawatir mendekati pelaku yang masih memegang pisau dan terlihat tidak stabil. Bahkan, kata Eha, tangan Kepala Desa Cisontrol terluka karena terkena sabetan pisau pelaku.

Pelaku akhirnya ditangkap aparat desa, polisi, TNI, dan warga. Bahkan, seperti video yang tersebar di media sosial, pelaku digotong dengan tangan dan kaki terikat.

Polisi lalu membawa korban ke Kepolisian Sektor Rancah. Di dalam sel, pelaku yang terborgol kerap memegang kepalanya.

Depresi

Artikel ini mengandung konten kekerasan. Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menginspirasi Anda melakukan kekerasan Jika Anda mengalami depresi atau bermasalah dengan kesehatan jiwa, segera hubungi psikolog atau layanan kesehatan mental terdekat.

Peristiwa itu menggemparkan warga desa. Selama ini, korban dan pelaku tidak pernah terdengar bertengkar.

TBD, yang merupakan warga pindahan dari desa tetangga, juga biasa berinteraksi dengan warga. Pelaku pun tidak pernah membuat masalah di lingkungan.

Akan tetapi, kata Eha, pelaku sedang menjalani pengobatan rawat jalan. TBD diduga mengalami depresi dalam beberapa tahun terakhir.

”Usaha jual kambingnya bangkrut. Enggak tahu sudah berapa lama depresi. Ini pertama kalinya dia berulah,” ungkapnya.

Menurut Eha, ini pertama kali ada kasus mutilasi di desanya. Peristiwa tragis ini menjadi perbincangan warga kecamatan dan se-Ciamis.

”Seram sekali. Saya lihat di video, takut. Kok, bisa setega itu? Tapi, memang kondisi ekonomi lagi begini,” kata Teti Nurhayati, warga Rancah.

Kepala Kepolisian Resor Ciamis Ajun Komisaris Besar Akmal mengatakan, pelaku sempat melawan ketika hendak ditangkap. Kini, pelaku sudah dipindahkan ke tahanan Polres Ciamis. Sementara potongan tubuh korban dibawa ke RSUD Ciamis untuk keperluan otopsi.

”Motifnya masih kami dalami. Kami juga akan memeriksa kondisi kejiwaan pelaku,” ujar Akmal. Polisi telah memanggil saksi ahli untuk mengecek kesehatan jiwa pelaku.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Ciamis Ajun Komisaris Joko Prihatin menuturkan, pihaknya telah melaksanakan olah tempat kejadian perkara di rumah pelaku. Garis polisi juga telah dipasang di lokasi. Kegiatan itu berlangsung dari pukul 09.00 hingga 12.00 WIB.

Polisi juga telah memeriksa lima saksi dari pihak kerabat dan tetangga korban. Dari pemeriksaan diketahui, pelaku menjalani pemeriksaan kondisi mental oleh petugas di puskesmas setempat tiga hari lalu. Pelaku telah mendapatkan obat penenang.

”Perbuatan pelaku bisa dikenai dua pasal KUHP, Pasal 338 tentang pembunuhan dan Pasal 340 tentang pembunuhan berencana,” ucap Joko. Ancaman hukumannya maksimal penjara seumur hidup atau pidana mati.

Mutilasi Istri Kembali Terulang

Kasus mutilasi di Ciamis menambah panjang deretan pemutilasi istri di negeri ini. Akhir 2023, Seorang pria di Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, menyerahkan diri kepada polisi setelah memutilasi istrinya. Pemicunya diduga masalah keluarga.

Sepuluh tahun sebelumnya, 2013, Silvester Bria (48), petani di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, membunuh dan memutilasi istrinya, Rosalina Bete (45), dan anaknya, Emelia Putri alias Esrah (2,5). Saat kejadian, sang istri, yang guru sekolah dasar swasta, sedang hamil tiga bulan.

Pelaku menyerahkan diri kepada polisi setelah melakukan aksi kejinya. Dari pemeriksaan polisi, pelaku diduga membunuh korban karena merasa tersinggung di depan keluarga besar istrinya.

Sejumlah penelitian menunjukkan, ada banyak motif mutilasi. Umumnya, mutilasi dilakukan untuk menghilangkan jejak pelaku karena polisi sulit mengidentifikasi jasad korban.

Potongan di bagian genetalia biasanya bermotif cinta. Adapun pemotongan kepala dilatarbelakangi dendam.

Pandangan itu tercantum dalam artikel yang ditulis Ahmad Albar dan kawan-kawan berjudul ”Analisis Yuridis Tindak Pidana Pembunuhan Disertai dengan Mutilasi dalam Perspektif Kriminologi”. Tulisan itu juga menyebutkan persoalan gangguan kejiwaan pelaku mutilasi.

Dalam sejumlah kasus mutilasi, perempuan kerap juga menjadi korban. Inilah salah satu bentuk femisida, pembunuhan terhadap perempuan yang berbasis kebencian, dendam, atau penaklukan. Laporan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan tahun 2020 mencatat hal itu.

Disebutkan, femisida bukanlah pembunuhan biasa karena mengandung ketimpangan jender, dominasi, agresi, dan opresi. Laporan itu membeberkan pula fakta ratusan kasus femisida dilakukan oleh orang terdekat korban, seperti suami, teman, kerabat dekat, dan pacar. Ketimpangan jender jadi akar masalahnya

dikutip dari kompas.com

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *