olahraga

Sepak terjang Dele Alli, “wonderkid” yang digunakan terseok pada usia produktif

Ibukota Indonesia – Pemain sepak bola profesional Bamidele Alli (28), yang digunakan lebih tinggi dikenal sebagai Dele Alli, berada dalam menjadi tren pencarian dalam Google pada 17 Desember 2024 usai penampilannya pada waktu menonton kemenangan Como berhadapan dengan Negeri Paman Sam Roma pada laga pada Stadio Giuseppe Sinigaglia, Awal Minggu (16/12).

Klub milik pengusaha perusahaan Indonesia Hartono Bersaudara, Como, dikabarkan telah dilakukan mengizinkan Dele Alli menggunakan sarana berlatih milik mereka demi misi menghidupkan kembali karir sang pemain.

Alli merupakan talenta muda menjanjikan yang digunakan telah lama mendirikan karirnya dari tingkat amatir hingga profesional di area Inggris.

Pesepakbola yang tersebut lahir dalam Milton Keynes, 11 April 1996 itu memulai karir dari akademi klub divisi ketiga Inggris MK Dons pada usia 11 tahun, lalu debut tampil pada pasukan utama pada waktu berusia 16 tahun.

Talenta Alli mampu memikat perhatian para pencari bakat seantero Eropa pada periode 2012 hingga 2014, bahkan ia dibandingkan dengan gelandang legendaris Inggris, Steven Gerrard, dikarenakan bakatnya yang dimaksud luar biasa serta penampilan mengesankan, termasuk pada waktu MK Dons menang 4-0 melawan Manchester United pada putaran kedua Piala Liga, Capital One Cup pada 2014.

Berkat penampilan impresif bersatu MK Dons pula, Alli menarik minat Tottenham Hotspur, klub elit Turnamen Primer Inggris, untuk merogoh kocek sedalam 5 jt poundsterling Inggris untuk merekrutnya.

Putra dari ibu selama Inggris Denise Alli dan ayah dengan syarat Nigeria Kehinde "Kenny" Alli menyetujui secara resmi kontrak untuk Tottenham Hotspur pada Februari 2015, tapi klub sepak bola selama London Utara itu meminjamkan pemain mudanya terlebih dahulu ke MK Dons untuk menyelesaikan sisa musim 2014-2015.

Musim pertamanya di tempat stadion White Hart Lane berlangsung pada 2015-2016, di dalam mana Alli yang masih 20 tahun dengan segera bermain penuh hingga terpilih sebagai Pemain Muda Terbaik Tahun 2016 versi Asosiasi Pesepakbola Profesional Inggris (PFA).

Kontribusi Alli untuk pasukan dibuktikan dengan mencetak 10 gol pada 33 pertandingan papan melawan untuk membantu Tottenham Hotspur mengadang Leicester di merebut tahta Kompetisi Primer Inggris.

Musim keduanya pada 2016-2017 juga menimbulkan Alli terpilih sebagai Pemain Muda Terbaik PFA sekali lagi, menyamai prestasi para pemenang berturut-turut sebelumnya, Wayne Rooney, Robbie Fowler, serta Ryan Giggs.

Pemain yang tersebut pada waktu itu berusia 21 tahun itu mengalahkan rekan setimnya Harry Kane, bersatu dengan penyerang Klub sepak bola Everton Romelu Lukaku, bek Burnley Michael Keane, kiper Sunderland Jordan Pickford kemudian pemain sayap Manchester City Leroy Sane.

Alli bisa jadi menganggap dirinya kurang beruntung dikarenakan tiada masuk pada daftar nominasi penghargaan untuk pesepakbola senior, oleh sebab itu gagal membantu Tottenham Hotspur merebut tahta Kompetisi Primer Inggris walaupun telah dilakukan menyumbangkan 16 gol dari lini tengah.

Dengan postur menjulang 193 cm, Alli mempunyai kualitas, baik pada waktu menguasai bola maupun tidak, dengan umpan terkontrol dari sedang lapangan lalu lari cepat ke depan. Ia juga bisa jadi melakukan "tekel" yang hebat untuk membantu lini pertahanan.

Pesepakbola yang tersebut telah mencatatkan 37 kali penampilan bersatu Timnas Inggris itu mengalami masa-masa sulit sejak 2018. Performa menurun, cedera yang digunakan berkepanjangan, hingga skandal pribadi yang terkuak menyebabkan ia kehilangan sikap utama di tempat pasukan Tottenham Hotspur asuhan Jose Mourinho pada 2020.

Namun, Alli tiada menyerah. Ia terus berjuang untuk memulihkan performa terbaiknya, termasuk dengan cara bergabung ke klub rival regu raksasa Inggris Liverpool, Everton, dengan status bebas transaksi pada pertengahan musim 2021-2022.

Tapi baru semusim dengan Everton, Alli kembali dipersilakan menuju pintu mengundurkan diri dari dengan bergabung ke klub Turki, Besiktas, dengan skema pinjaman disertai opsi pembelian pada akhir periode.

Di Besiktas, Alli cuma bermain 13 kali pada Turnamen Turki serta mencetak dua gol akibat bergelut dengan cedera pangkal paha. Ia pun dilepas kembali ke Klub sepak bola Everton setelahnya periode peminjaman habis di dalam akhir musim 2022-2023. Tapi kontraknya pada Klub sepak bola Everton bukan akan diperpanjang, sehingga Alli harus siap berstatus tanpa klub mulai Juni 2024.

Pada usia 28 tahun, yang mana masih tergolong produktif untuk standar pesepakbola profesional, Dele Alli masih mendapatkan kepercayaan dari instruktur Como, Cesc Fabregas, untuk mengikuti pembukaan latihan timnya demi mewujudkan keinginannya untuk bangkit serta bisa saja merumput lagi.

Sembari berlatih, Alli bisa saja masih memperoleh penghasilan dari pekerjaan sambilan sebagai komentator olah raga (pundit) yang sudah ia kerjakan sejak masih terikat kontrak dengan Klub sepak bola Everton pada 15 April 2024 hingga dilepas bebas transfer.

Related Articles

Back to top button